Barito Utara
Sejumlah daya tarik wisata di kabupaten Barito Utara ini aniara lain adalah Tengkorak
Kepala Maripati Singa Nginuh terdapat di Desa Ketapan, Kecamatan
Gunung Timang, sekitar 67 km dan Kota Muara Teweh dan dapat ditempuh
dengan kendaraan darat selama 1,5 jam.
Sebagai
orang yang berjasa mengusir penjajah pada jaman dulu, tengkorak kepala
ini dikeramatkan oleh masyarakat Desa Ketapang pada khususnya.
Masyarakat percaya bahwa tengkorak kepala ini bisa mengabulkan
permintaan mereka, sehingga setiap ada hajatan atau permintaan,
masyarakat selalu datang melaksanakan ritual adat/upacara.
Dalam
hal ini upacara Hindu Kaharingan dimana warga yang melaksanakan
hajatan memberikan sesajen yang diletakkan di dekat tempat tengkorak
kepala ini. Apabila permintaan mereka terkabul, mereka selanjutnya
memberikan sesajen berupa Lamang (Nasi Ketan yang dibakar di dalam
sebatang Bambu) dan digantung di atas atap tempat tengkorak berada
sebagai ungkapan terima kasih.
Liang
kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah goa. Di Desa Bayas
Kelurahan Lanjas Kecamatan Teweh Tengah sekitar 15 km dari Kota Muara
Teweh terdapat Liang Idai yang dapat dicapai dengan menggunakan sepeda motor sekitar satu jam.
Kawasan
Kars yang khas di sekitar goa menjadikan daerah tujuan wisata ini
layak untuk disinggahi, apalagi bagi mereka yang senang tantangan
dengan menyusuri sis-sisi goa yang banyak cabang arahnya.
Rumah Betang
juga terdapat di Desa Nihan Hilir Kecamatan Lahei dan dapat ditempuh
melalui jalan darat dan transportasi sungai. Rumah Panjang dan tinggi
merupakan rumah khas masyarakat Dayak jaman dahulu dan hingga saat ini
Betang masih dapat dijumpai dan masih dihuni oleh masyarakat Dayak.
Lamandau
Kabupaten Lamandau
adalah salah satu Kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten
Kotawaringin Barat (Kobar) berdasarkan UU No. 5 Tahun 2002, yang
diresmikan pada tanggai 4 Agustus 2002 dengan ibukota Nanga Bulik.
Kabupaten
ini merupakan satu-satunya kabupaten pemekaran yang berawal dari
sebuah kecamatan atau tidak melalui perubahan status Kabupaten
Administratif. Bila datang ke Kabupaten Lamandau dengan pesawat udara,
waka yang terlihat dari udara adalah hutan belantara yang sangat luas,
bagai permadani hijau yang penuh pesona. Sejauh mata memandang hanyalah
hijau pepohonan yang menjulang tinggi seakan berlomba ingin menggapai
langit.
Sementara
sungai-sungai mengalir berkelok-kelok bagaikan seekor raksasa
melenggang di hamparan rumput hijau. Daerah ini memiliki hutan tropis
yang masih Iebat dengan pemandangan perbukitan, sungai dan jeram
ditambah lagi dengan adat istiadat dan budaya masyarakat yang beragam
menjadikan daerah ini sangat tepat untuk dikembangkan kegiatan
parrwisata.
Dari
ibukota Kabupaten Lamandau menuju Kecamatan Delang kurang lebih 120
km. ada tujuh bukit yang terlihat jelas mengapit kecamatan itu.
Diantara ketujuh bukit ini ada salah satu bukit yang dianggap keramat
oleh penduduk karena tempat tinggal para arwah orang yang sudah
meninggal yaitu Bukit Sebayan Bungsu.
Sampai
sekarang pun bukit ini masih dipercayai oleh masyarakat setempat
sebagai bukit surga karena konon ceritanya di bukit Sebayan Bungsu ini
ada sebuah perkampungan yang sangat ramai dan sangatlah indah tetapi
mata manusia biasa tidak akan bisa melihatnya, bahkan seringkali di
bukit ini terlihat seperti ada keramaian namun bila didatangi tidak ada
satu manusia pun yang terlihat yang ada hanya hutan belantara.
Di
Kecamatan Delang ini pula masih banyak terlihat rumah-rumah penduduk
yang berupa rumah betang dan masih tampak keasliannya. Rumah-rumah
betang yang ada rata-rata berumur lebih dari ratusan tahun dan masih
terpelihara.
Hat
itu menandakan bahwa penduduk di Kecamatan Delang tidak pernah
meninggaikan budaya dan adat istiadatnya. Kecamatan Delang juga banyak
menyimpan benda-benda peninggalan leluhur mereka yang sampai saat ini
masih terpelihara.
Rumah Betang Ojung Batu
dulunya dikenal sebagai tempat kediaman seorang tokoh rnasyarakat yang
sangat kaya. Betang ini sudah berumur hampir seribu tahun dan pemilik
betang ini bernama Omas Petinggi Kaya yang dianggap sebagai salah satu
tetua adat. Di betang ini banyak menyimpan benda-benda yang berupa
Tajau atau tempayan. Pada jaman dulu tingkat kekayaan seseorang diukur
dari banyaknya menyimpan tajau atau tempayan yang disebut juga dengan
balanga.
Dulu
jumlahnya ada ribuan tajau namun sekarang tinggal separuhnya saja.
Kegunaan dari tempayan atau balanga ini sebagai nilai jual beli. Bagi
penduduk setempat bila banyak menyimpan tajau atau balanga dianggap
sebagai orang yang terpandang. Tajau atau balanga juga dianggap sebagai
benda yang memiliki kekuatan gaib bahkan sebagai pembawa rezeki,
karena konon ceritanya orang yang membuat tajau tidak boleh sembarang,
ada upacara khusus sebelum pembuatannya.
Ada
salah satu rumah betang yang juga sangat tua namun masih terpelihara
dan rumah betang ini juga masih menyimpan beberapa benda-benda
peninggalan di antaranya ialah tajau yang sudah berusia 300 tahun dan
sebuah gading atau gading patih gau-gau. Dari Kecamatan Delang dapat
meneruskan perjalanan ke Desa Kubung untuk melihat potensi wisata
alamnya. Jarak tempuhnya sekitar 15 km dengan keadaan jalannya juga
masih dalam tahap pengerasan. Di Desa Kubung ini ada sebuah rumah yang
sudah menjadi batu, menurut cerita penduduk setempat bahwa rumah yang
sudah jadi batu ini akibat sebuah tulah sehingga alam membuat hukuman
kepada rumah ini serta seluruh penghuninya.
Batu ini bernama Batu Batungkat
dan setiap orang yang ingin melihat batu ini sebelumnya dianjurkan
untuk meletakan sebuah kayu di Batu Batungkat ini. Batu ini bila
dilihat dari kejauhan nampak seperti sebuah rumah yang sangat besar dan
sering sekali penduduk setempat mendengar seperti ada sekelompok orang
yang sedang berbicara.
Bila
kita menaiki batu ini kita akan melihat keindahan alam di
sekelilingnya yang kiri-kanannya terlihat perbukitan sehingga menambah
keindahan panorama alamnya. Di desa ini pula terdapat Air Terjun Sukam
yang jarak tempuhnya sekitar 9 km dari Kubung. Dan hanya dapat
ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang di
sekelilingnya di penuhi hutan belantara.
Air
terjun ini terdiri dari tujuh tingkat yang tingginya kurang lebih 175 m
menyerupai sebuah tangga sehingga terlihat sangat menarik bahkan
dulunya air terjun ini digunakan orang untuk bertapa.
Desa Riam Tinggi
sekitar 10 km dari ibukota Kecamatan Delang memiliki aliran sungai
untuk arung jeram. Sepanjang daerah aliran sungai Lamandau mempunyai
kontur dan kondisi sungai yang berbeda-beda dengan kenyataan alam berupa
riam-riam sungai yang memenuhi persyaratan yang ideal di dalam dunia
kepariwisataan dan mempuriyai nilai jual untuk olah raga arung jeram dan
olah raga-olah raga air lainnya.
Daya tarik lainnya adalah Riam Tapin Bini,
termasuk riam yang sangat besar dan ada 33 pulau sepanjang riam. Riam
Tapin Bini sudah serinp digunakan para wisatawan lokal. Di saat musim
penghujan Riam Tapin Bini sangatlah indah dan diharapkan bisa
mengundang minat para wisatawan asing maupun wisatawan domestik
khususnya yang menyenangi olah raga arung jeram.
Di
desa Tapin Bini inilah wisatawan juga dapat meliliat rumah betang
peninggalan leluhur yang masih terlihat keasliannya, serta memiliki
nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi. Rumah ini dikenal dengan
nama Rumah Betang Binding Tambi yang sekarang ini usianya mencapai 300 tahun.
Dibangunnya
betang ini bertujuan untuk mengamankan atau melindungi sekelompok
keluarga, juga sebagai tempat bermusyawarah dalam menangani setiap
permasalahan. Kayu jati dan kayu bangkirai merupakan bahan utama untuk
pembangunan Rumah Betang Dinding Tambi.
Masih di Kecamatan Tapin Bini ada Air Terjun Palei Kodan
yang jarak ternpuh dari ibukota kabupaten kurang Iebih 55 km dengan
menggunakan sarana transportasi darat. Air terjun Palei Kodan Ietaknya
di tengah hutan belantara namun tidak terlalu jauh dari pinggir jalan
hanya berjarak 150 m dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
Kotawaringin Barat
Kabupaten Kota waringin Barat
dengan ibu kota Pangkalan Bun adalah Daerah Otonom. sebagaimana
dimaksud dalam UU Nomor 27/1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
di Kalimantan. Setelah adanya perubahan Kabupaten di Kalimantan Tengah,
maka luasnya adalah 8.300 km2.
Kabupaten
ini mempunyai hampir semua keindahan tanah tropis. Terdapat banyak
tempat adanya keindahan alam yang natural. Tempat tinggal orangutan,
kera besar Asia yang tinggal di hutan perawan bersama-sama dengan
berbagai flora dan fauna lainnya membentuk ekosistem hutan hujan tropis
sejati.
Taman Nasional Tanjung Puting
adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung Barat Daya
Provinsi Kalimantan Tengah dan pada awalnya merupakan cagar alam dan
suaka margasatwa dengan luas total 305.000 ha yang ditetapkan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada Tanggal 13 Juni 1936 dan pada 12 Mei
1984 oleh Menteri Kehutanan Rl, Tanjung Puting ditetapkan sebagai Taman
Nasional dan luasnya menjadi 415.040 ha.
Pada
kawasan taman nasional ini terdapat Pusat Rehabilitasi Orang Utan yang
berlokasi di Tanjung Harapan dan Camp Leak Leakey di mana orang utan
tangkapan yang sudah jinak diajarkan untuk kembali hidup di alam liar.
Peneliti asal Kanada bernama Dr. Birute Galdikas adalah orang pertama
yang melakukan penelitian terhadap orang utan di wilayah ini pada awal
tahun 1970-an. Galdikas meneliti seluruh jenis kera besar, utamanya
orang utan dengan sponsor Leakey Foundation.
Di
kawasan Taman Nasional Tanjung Putting ini meliputi hutan hujan
tropis, hutan bakau dan rawa-rawa di mana berbagai tumbuhan dan hewan
liar hidup dan berkembang biak. Hewan liar itu termasuk buaya, orang
utan, babi hutan, gibon, burung enggang, monyet berbelalai, kucing
hutan, ular piton, ikan duyung dan sejenis ikan yang dapat berjalan dan
bernafas di darat. Wilayah ini juga menjadi habitat ikan arwana (dragon fish)
yang biasanya dijual dengan harga mahal dan menjadi koleksi akuarium
bagi masyarakat Tionghoa karena dipercaya membawa keberuntungan.
Obyek wisata lainnya Pantai Kubu merupakan pantai indah yang berdekatan dengan Teluk Kumai. Teluk ini berdasarkan studi Japan International Cooperation Agency (JICA) Tahun 1999, merupakan kawasan pembangunan pelabuhan samudera yang amat ideal di Kalimantan.
Bagi yang menyukai wisata petualangan dapat mengunjungi Muara Teweh
yang cocok bagi wisatawan dengan stamina kuat dan menyukai jenis
wisata petualangan, karena Muara Teweh merupakan titik awal sebelum
memulai perjalanan menyusuri hutan dan pegunungan Kalimantan Tengah.
Muara Teweh termasuk wilayah pedalaman yang berada di hulu Sungai
Barito dan merupakan salah satu kawasan penebangan hutan (loging).
Muara Teweh adalah empat pemberhentian terakhir bagi
perahu motor di Sungai Barito, perjalanan lebih jauh ke hulu hingga ke
Purukcahu hanya dilakukan jika kondisi air sungai memungkinkan sehingga
masih dilalui perahu motor.
Dari Purukcahu perjalanan dapat dilanjurkan lebih jauh
ke Utara denganan menggunakan perahu motor dan dengan ditemani pemandu
setempat wisatawan dapat meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki
(treking) menyusuri hutan dan pegunungan Kalimantan. Di
dekat Gunung Pacungapung, di perbatasan antara Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur, terdapat tonggak yang menjadi simbol geografis bahwa
tempat tersebut adalah titik pusat (central) Pulau Kalimantan. Dari
Muara Teweh perjalanan dapat dilanjutkan berjalan kaki menuju Long Iram
di Kalimantan Timur dan kemudian menumpang perahu motor di Sungai
Mahakam menuju Samarinda.
Kumai
adalah kota kecil dengan panorama indah dan memiliki sebuah pelabuhan
kecil yang berada di tepi Sungai Kumai di mana berbagai jenis kapal.
khususnya dari Bugis dan Madura ditambat di dermaga. Sebagian orang
lebih menyukai menginap di Kumai dari pada Pangkalanbun, khususnya
mereka yang hendak mengunjungi Tanjung Puting, karena fasilitas
penginapannya dinilai lebih baik.
Palangkaraya
Palangkaraya,
kota yang dilalui Sungai Kahayan ini merupakan ibukota Kalimantan
Tengah. Pada masa Orde Lama, Palangkaraya pernah diusulkan Presiden
Soekarno sebagai ibukota Kalimantan. Saat ini, Palangkaraya merupakan
kota modern yang cukup bersih dikelilingi oleh kawasan hutan yang cukup
luas dan kawasan pemukiman transmigrasi. Palangkaraya menjadi kota
persinggahan bagi wisatawan sebelum menuju ke tempat lain, khususnya
mereka yang berminat mengeksplorasi pedalaman Kalimantan.
Obyek
Wisata di Kota Palangkaraya yang layak dikunjungi diantaranya kawasan
wisata di Tangkiling berupa: Taman Wisata Tangkiling, Batu Banama dan
Kawasan Wisata Kyaru Menteng, Museum Balanga, Sandung Ngabe Sukah,
Danau Kereng Bangkirai, Taman Pantai Sabaru.
Museum Balanga
berada di Jl. Cilik Riwut, Km 2,5 yang memperagakan berbagai benda
terkait dengan kebudayaan masyarakat Dayak Ngalu termasuk upacara adat
untuk menyambut kelahiran, perkawinan dan upacara kematian.
Di
Jl. Panjaitan terdapat pusat kesenian Mandala Wisata dengan model
bangunan seperti rumah tradisional Dayak yaitu rumah panjang. Pada
malam hari, wisatawan dapat berjalan-jalan ke pasar malam di sudut Jl.
Raya dan Jl. Halmahera.
Pulau Kaja
terletak di Kelurahan Sei Gohong Kecamaten Bukit Batu, yang kira-kira
40 km dari ibukota Pravinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Dibatasi
oleh 2 sungai yaitu Sungai Rungan di bagian Timur dan Terusan Kaja di
bagian Barat.
Pulau
ini terlihat seperti terbagi atas tiga bagian besar. Pada bagian atas
terdapat danau di tengahnya dan dikelilingi oleh dataran tinggi. Pada
bagian tengah akan digunakan sebagai tempat orang utan yang
teridentifikasi Hepatitis B dan kemungkinan beruang. Luas wilayah
tersebut kira-kira 29,5 Ha. Pada bagian bawah lebih sering terendam air
terutama pada musim hujan. Luas Pulau Kaja untuk rehabilitasi orang
utan adalah 150 Ha ditambah dengan kawasan sekitarnya menjadi 250 Ha
untuk dilindungi (menjadi Suaka Margasatwa),
Obyek wisata Danau Tahai
terletak di Desa Tahai, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu,
berjarak sekitar 29 km dari pusat kora Palaagkaraya. Untuk mencapai ke
lokasi sangat mudah hanya memakan waktu 30 menit baik dengan
menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, dengan
kondisi jalan aspal yang cukup bagus.
Tidak
jauh dari lokasi Danau Tahai di kawasan "Nyaru Menteng” terdapat obyek
wisata lain yang tidak kalah menariknya yaitu obyek wisata Arboretum
yaitu taman hutan percontohan. Merupakan hutan lindung dan iangka di
tepi Danau Tahai. Obyek ini berjarak sekitar 29 km dari pusat kota
Palangkaraya, dan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua
maupun kendaraan roda ernpat, dengan kondisi jalan beraspal yang masih
bagus. Di lokasi Taman Arboretum jni tumbuh berbagai jenis pepohonan,
seperti geronggang, meranti, cemara madang tampang, mahang, kamisi
(jambu-jambuan, rambangum, kahui, balangiran) dan sebagainya. Kawasan
ini selain sebagai tempat wisata juga digunakan sebagai obyek penelitian
flora.
Bukit Tangkiling
berjarak sekitar 34 km dari pusat kota Palangkaraya, dengan waktu
tempuh kira-kira 45 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun
roda empat, dengan melewati jalan aspal. Terletak di Kelurahan
Banturung dan Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu. Luas
keseluruhan kawasan wisata ini adalah 2.594 Ha, dengan rincian cagar
Alam seluas 2.061 Ha dan Taman Wisata Alam scluas 533 Ha.
Batu Banama
menjadi obyek wisata andalan karena selain menawarkan panorama alam
yang indah juga bisa dikategorikan sebagai wisata budaya, karena pada
lokasi areal wisata ini terdapat situs Kaharingan, Pura Agung Sali Paseban/Satya Dharma.
Legenda mengenai cerita terjadinya Batu Banama itu sendiri bila
dilihat dari samping bentuknya mirip seperti sebuah bahtera yang
terdampar.
Sumber : Buku Informasi Pariwisata Nusantara Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia
No comments:
Post a Comment